Jakarta, ombelan.com – Viralnya Gerakan Tamasya Al Maidah di medsos beberapa hari terakhir menimbulkan pro kontra netizen. Gerakan Tamasya Al Kaidah mengajak umat Islam dari berbagai daerah untuk mendatangi tempat-tempat pemungutan suara (TPS) pada hari pencoblosan Pilkada DKI (19 April 2017) bulan depan.
Gerakan tamasya ini disebut sebagai kelanjutan Aksi Bela Islam. Istilah itu merujuk pada aksi massa yang menuntut penangkapan calon gubernur DKI, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dalam kasus dugaan penodaan agama–imbas perkataan Ahok ihwal surat Al Maidah ayat 51
Aksi Bela Islam telah berlangsung dalam beberapa gelombang sejak Oktober 2016 di bawah komando Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI).

Pengacara GNPF MUI, Kapitra Ampera, membenarkan kaitan antara Tamasya Al Maidah dan GNPF MUI kepada media. Menurut Kapitra, Tamasya Al Maidah bertujuan menyukseskan Pilkada DKI, bukan sebaliknya. “Kami dari GNPF MUI ingin agar Pilkada DKI Jakarta dapat berjalan dengan damai dan tertib. Mengapa namanya Tamasya Al-Maidah, karena spirit-nya kan dari 212 yang memperjuangkan Al-Maidah 51,” kata dia, dikutip detikcom (15/3).
Kapitra mengklaim, sudah ada 800 ribu umat Islam dari berbagai daerah yang mendaftar dalam gerakan Tamasya Al Maidah. Konon, para peserta itu siap mengawasi TPS.
Pendaftaran diterima melalui aplikasi “Tamasya Almaidah” yang tersedia di Google Play (Android). Beberapa hari terakhir, aplikasi itu juga gencar dipromosikan di media sosial.
Merujuk poster yang tersebar di media sosial, pada hari-H seluruh peserta tamasya wajib memakai “kemeja putih dan songkok hitam” untuk lelaki, atau mengenakan “gamis dan jilbab warna gelap” bagi perempuan.
Kostum itu juga dilengkapi stiker bertuliskan “Saatnya Ummat Memilih”–sesuai slogan aksi.
Di sisi lain, gerakan ini juga mendapat respons negatif di media sosial.
Sejumlah pengguna Twitter melihat acara tamasya itu sebagai bentuk intimidasi, yang bisa mempengaruhi pilihan warga. Ada pula yang melihatnya sebagai usaha untuk terus meniupkan isu agama dalam Pilkada DKI. (wwn/wwn)