Mentari News
  • Ekonomi
    • Ekonomi Bisnis
    • Ekonomi Digital
    • Ekonomi Syariah
      • PSEI
    • Perbankan
    • Diskon Solo
  • UMKM
  • Lokal
  • Politik
  • Berita UMS
    • PKM UMS
  • Agama
  • Wisata
    • Kuliner
  • Kampusiana
  • Muktamar Muhammadiyah
  • Diskon Solo
  • Opini
    • Kolom
    • Resensi Buku
No Result
View All Result
  • Ekonomi
    • Ekonomi Bisnis
    • Ekonomi Digital
    • Ekonomi Syariah
      • PSEI
    • Perbankan
    • Diskon Solo
  • UMKM
  • Lokal
  • Politik
  • Berita UMS
    • PKM UMS
  • Agama
  • Wisata
    • Kuliner
  • Kampusiana
  • Muktamar Muhammadiyah
  • Diskon Solo
  • Opini
    • Kolom
    • Resensi Buku
No Result
View All Result
Mentari News
No Result
View All Result
Home More OPINI

Opini Budaya: Semar, Sang Punokawan

by admin
08/03/2017
Screenshot_2017-03-08-11-40-37

Screenshot_2017-03-08-11-40-37

0
SHARES
22
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Setiap cerita dalam seni pewayangan, baik wayang kulit atau wayang orang tak bisa dipisahkan dengan cerita para Punakawan yang terdiri dari Semar, Petruk, Gareng dan Bagong. Setiap ada Punakawan tampil, biasanya di tengah-tengah jalannya cerita membuat pendengar atau pemirsa dalam pewayangan merasa “fresh” ingin menyimaknya. Mengapa demikian? Hal ini tidak lepas dari kesan kocaknya para Punakawan yang penuh dengan ke jenakaan yang kocak yang di tampilkan baik Petruk, Bagong dan Gareng.

Hadirnya para Punakwanan, adalah alur jeda bagi pemirsa untuk tidak stress terhadap alur cerita yang dari awal penuh dengan ketegangan.  Bahkan  terkadang jika Dalang (pembawa cerita) pewayangannya pandai seperti Ki Anom Suroto, Ki Manteb Sudarsono, Ki Entus dll bisa membawakan cerita para Punakawan tersebut dengan realitas sosial yang ada. Berbicara tentang  kisah dan cerita Punakawan–tidak bisa lepas dari sosok tokoh sentral bernama Semar yang merupakan bapak dari Petruk, Bagong dan Gareng.

Aktor sentral Semar dalam pewayangan,  memiliki banyak konotasi dalam berbagai persepsi  di masyarakat. Semar mesem adalah jimat yang memberikan kekuatan dan magis dalam aliran kejawen yang membuat seseorang terpesona.

Baca juga

Cetak Uang atau Utang?

Corona dan Peringatan Krisis Besar

Coronavirus; Rahmat atau Laknat? (2-Habis)

Semar juga memiliki konotasi tentang seorang rakyat jelata yang memiliki kelebihan dan kedikdayaan dalam menjaga bendoro atau juragannya dari godaann dan serangan para musuh yang membencinya. Semar adalah sosok orang tua yang sabar dan ikhlas dalam merawat anak-anaknya yang bengal, kocak dan penuh kejenakaan.

Meskipun diantara ketiga  anak-anaknya memiliki karakter yang berbeda – beda, namun Semar mampu mengajarkan nilai-nilai toleransi dan sifat kasih sayang kepada anak-anaknya.  Bahkan dalam berkomunikasi kepada anak-anaknya, Semar sangat egaliter dan tidak feodal, hal ini dibuktikan dengan tiadanya bahasa kromo alus antara  Bagong, Gareng dan Petruk kepada sang Semar sebagai bapaknya.

Screenshot_2017-03-08-11-40-37
Agus Yuliawan. (dok pri)

Pada hal dalam piranti Jawa, ungah – ungguh (tatakrama) itu sangat penting.  Tapi dalam keluarga Semar tak ada sama sekali bahasa kromo semua pakai bahasa ngoko sebagai bahasa komunikasinya. Jadi dalam kehidupan sehari-hari bahasa komunikasinya  “flat”  dengan nuansa ria dan jenaka. Dari fenomena  ini, banyak orang mengartikan tentang keluarga Semar adalah simbol  dari rakyat jelata atau masyarakat akar rumput.

Dengan simbol-simbol yang demikian, sangat wajar sekali,  apabila banyak orang mengidolakan Semar sebagai figure wong cilik yang bisa dijadikan suri teladan dalam kesederhanaan.  Anehnya, banyak wong cilik mengidolakannya, karena sifat-sifat Semar yang selalu pasrah atau nerimo ing pandum.

Kemudian sekelumit cerita Semar dan para Punakawan yang selalu terkesan adalah sebagai seorang rakyat jelata yang sangat loyal kepada bendoronya bernama Arjuna. Tanpa kepamrihan, Semar selalu menemani bendoronya pergi kemana – mana, bahkan disaat dirundung kesediihan, Semar dan anak-anaknya dengan setia menghibur Arjuna agar terus bersemangat dan termotivasi.

Semar juga amanah dalam merawat dan melindungi bendoronya dari serangan musuh – musuhnya. Dalam cerita pewayangan, Semar memiliki kekuatan berupa rambut kuncung yang dasyat dan tak ada tandingannya. Rambut kuncung itulah yang selama ini digunakannya untuk melindung Arjuna  dari berbagai serangan lawannya.

Meski pun Semar sangat setia kepada bendoronya, tetap saja Arjuna tak bisa menjaga rasa kesetian  terhadap sang Semar. Dimana Arjuna–terkena bujuk rayu oleh seorang Betari Durgo yaitu wanita jahat yang ingin memisahkan antara Arjuna dan para Punakawan.

Bujuk rayu  Betari Durga  tersebut akhrnya berhasil  ketika Arjuna lengah. Dengan bujuk rayu tersebut,  Arjuna alfa dan  mau menuruti keiinginan dari Betari Durga untuk memotong rambut kuncung Semar yang selama ini sebagai sumber  kekuatannya.

Dipotongnya rambut kuncung Semar kala ia tidur oleh Arjuna, akhirnya Semar tidak memiliki kekuatan apa-apa lagi dalam melindungi dan menyelamatkan bendoronya yang dicintainya. Semar sebagai kekuatan rakyat semakin samar dalam mengayomi pemimpinya ketika pemimpinya sudah “berselingkuh”  dan meninggalkanya bersama Betari Durga.

Dari cerita Semar inilah, sangat penting untuk disimak  arti maknanya, tentang pentingnya  mempererat  hubungan antara penguasa dan rakyat. Kepercayaan rakyat terhadap pemimpinya harus dijalankan sesuai dengan amanah yang benar, sebab hanya rakyatlah sebagai benteng terakhir kekuatan dalam menjaga stabilitas.

Bayangkan jika hubungan antara pemimpin dan rakyat sudah terputus atas bujuk rayu harta, tahta, dan wanita seperti yang terjadi pada diri Arjuna. Maka orientasi pemimpin dalam memimpiin tidak jelas, begitu juga peran rakyat yang dipimpin juga mengalami kegalauan karena memandang pemimpin penuh dengan rasa samar.

Untuk itu menjaga hubungan erat antara pemimpin dan rakyat perlu dibina terus menerus untuk saling asah, asih dan asuh. Seandainya rambut kuncungnya Semar tidak dipotong oleh Arjuna kekuatan Semar tak akan samar untuk selalu setia menjaga Arjuna.

Begitu juga para pemimpin bisa menjalankan amanah rakyat  dengan benar, insyallah rakyat akan setia menjaga kepemimpinan nasional dengan darah dan nyawa yang siap dikorbankan. Semoga kisah Semar ini menjadikan renungan kita bersama untuk lebih amanah dimanapun kita berada.

 

Solo – Jawa Tengah, 6 Maret 2017

Agus Yuliawan

Penulis adalah wayang enthusiast, alumni UMS, dan pegiat ekonomi syariah Ibu Kota

Tags: bagongbudayagarengjawakesenianpetrukpunokawansemarseniwayang purwa
ShareTweetPin
Loading...
Previous Post

Salinan Dokumen Dakwaan Kasus e-KTP Ada Nama Ganjar Pranowo Beredar di Medsos, Netizen Nyinyir

Next Post

SUARA RESMI DEWAN KEHORMATAN PWI SOAL SIDANG TERTUTUP KASUS E-KTP

Related Posts

Cetak Uang atau Utang?
Headline

Cetak Uang atau Utang?

16/05/2020
Corona dan  Peringatan Krisis Besar
Artikel

Corona dan Peringatan Krisis Besar

13/04/2020
Coronavirus; Rahmat atau Laknat? (2-Habis)
Artikel

Coronavirus; Rahmat atau Laknat? (2-Habis)

12/04/2020
Coronavirus; Rahmat atau Laknat? I
Artikel

Coronavirus; Rahmat atau Laknat? I

11/04/2020
Depresi Ekonomi di Depan Mata
Artikel

Depresi Ekonomi di Depan Mata

08/04/2020
UMS Alihkan Tunjangan Beras Dosen dan Karyawan
Berita UMS

UMS Alihkan Tunjangan Beras Dosen dan Karyawan

03/04/2020
Next Post
SUARA RESMI DEWAN KEHORMATAN  PWI SOAL SIDANG TERTUTUP KASUS E-KTP

SUARA RESMI DEWAN KEHORMATAN PWI SOAL SIDANG TERTUTUP KASUS E-KTP

Populer

  • Brand Internasional Kembali Buka Gerai di Mall Solo
    Brand Internasional Kembali Buka Gerai di Mall Solo
  • Bisnis Jasa Cuci Sarang Burung Walet yang Menggiurkan
    Bisnis Jasa Cuci Sarang Burung Walet yang Menggiurkan
  • Lilly Griya Kecantikan Spa & Salon Kini Hadir di FaveHotel Solo Baru
    Lilly Griya Kecantikan Spa & Salon Kini Hadir di FaveHotel Solo Baru
  • Dampak Negatif Kepribadian Introvert
    Dampak Negatif Kepribadian Introvert
  • MANUSIA MAKHLUK TERBAIK (Kajian Sinergi Ilmu Pengetahuan) Seri 6 – Ruh dan Akal
    MANUSIA MAKHLUK TERBAIK (Kajian Sinergi Ilmu Pengetahuan) Seri 6 – Ruh dan Akal
  • Johanes Nindyo, Jadi Miliarder dengan Game Epic Conquest
    Johanes Nindyo, Jadi Miliarder dengan Game Epic Conquest
  • Perbedaan Gaya Hidup Desa dan Kota di Era Modern
    Perbedaan Gaya Hidup Desa dan Kota di Era Modern
  • Enam Hotel Megah dengan Pemandangan Kabah di Mekah yang 'Recomended' Dikunjungi
    Enam Hotel Megah dengan Pemandangan Kabah di Mekah yang 'Recomended' Dikunjungi
  • Promo Diskon Akhir Tahun Transmart Kartasura
    Promo Diskon Akhir Tahun Transmart Kartasura
  • Fathul Qulub
    Fathul Qulub
Loading...
Mentari News

Situs berita yang secara resmi berdiri pada tahun 2017 di bawah manajemen PT. Mentari Media Sejahtera.
© 2019

Navigate Site

  • Ekonomi
  • Ekonomi Bisnis
  • Ekonomi Syariah
  • Ekonomi Digital
  • Diskon Solo
  • UMKM
  • Tekno Sains
  • Politik
  • Psikologi
  • Kuliner
  • Wisata
  • Kesehatan
  • Kampusiana
  • Event Kampus
  • Berita Muhammadiyah
  • Agama
  • Opini
  • Mentari Pagi
  • advertorial

Follow Us

No Result
View All Result
  • Ekonomi
    • Ekonomi Bisnis
    • Ekonomi Digital
    • Ekonomi Syariah
      • PSEI
    • Perbankan
    • Diskon Solo
  • UMKM
  • Lokal
  • Politik
  • Berita UMS
    • PKM UMS
  • Agama
  • Wisata
    • Kuliner
  • Kampusiana
  • Muktamar Muhammadiyah
  • Diskon Solo
  • Opini
    • Kolom
    • Resensi Buku

Situs berita yang secara resmi berdiri pada tahun 2017 di bawah manajemen PT. Mentari Media Sejahtera.
© 2019