Jakarta,MENTARI.NEWS – Ibu kota Jakarta tak akan terbebas dari masalah macet yang terjadi setiap hari. Apalagi libur panjang seperti hari ini, bertepatan libur nasional Paskah pada Jumat (14/4/2017) dilanjutkan libur akhir pekan hingga Minggu (16/4/2017). Lalu lintas di Kota Metropolitan, Jakarta menjadi semakin padat karena masyarakat ingin keluar rumah untuk menikmati libur panjang.
Seperti yang dirasakan oleh warga Jatiwaringin, Bekasi bernama Marina. Ia harus menempuh waktu lebih lama untuk pulang ke rumah pada Kamis (13/4/2017) malam, karena terjebak kemacetan panajang di wilayah Pasar Rebo hingga wilayah Lubang Buaya, Jakarta Timur.
“Saya tadi dari Mampang pukul 20.00 WIB. Sampai sekarang, hampir pukul 23.00 WIB, belum sampai rumah. Biasanya paling lama satu jam,” ungkap Marina, dilansir dari detikNews, Kamis (13/2/2017) malam.
Kawasan Pancoran juga menjadi salah satu titik kemacetan paling parah di Jakarta. Kemacetan itu dipicu oleh adanya pembangunan jalan layang (flyover) dari arah Jalan MT Haryono menuju Jalan Gatot Subroto.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan konsultan pembangunan pernah berbagi informasi kepadanya dan Joko Widodo, yang saat itu menjabat Gubernur DKI. Saat itu, konsultan tersebut memberikan beberapa pilihan kepada mereka terkait pembangunan jalan layang dan terowongan (underpass) sebagai solusi kemacetan Jakarta.
“Kita kan dikasih pilihan waktu itu. ‘Kalau Bapak bangun sekaligus, macetnya 80 persen. Kalau Bapak pilih satu-satu, macetnya 30 persen, pilih dua, 50 persen. Kalau ini diurut satu kali bangun, dua kali, tiga kali bangun proyek, sepuluh tahun kendaraan tambah. Anda mau potong sekaligus apa tidak. Saya pilih potong sekaligus ‘” kata Ahok, dilansir dari detikNews, Kamis (13/2/2017).

Ahok mengatakan bahwa ia harus membuat warga Jakarta merasakan macet parah di simpang Pancoran. Namun dia berjanji proyek pembangunan jalan layang bisa selesai paling lama dua tahun. Lagi pula, lanjut Ahok, warga Jakarta sudah biasa merasakan macet.
Waktu itu, Jokowi dan Ahok sudah memperhitungkan untung-rugi pengerjaan proyek jalan layang saat masa pemilihan gubernur. Bahkan hal tersebut sudah diperhitungkan sejak tiga tahun lalu.”Keputusan ini dia (konsultan pembangunan) bilang, ‘Akan merugikan Bapak.’ Saya sudah tahu sama Pak Jokowi waktu memutuskan ini semua. Kita sudah hitung kalau membuat proyek sekaligus ini pas puncak macetnya ketika lagi pemilihan,” kata Ahok, dilansir dari detikNews, Kamis (13/2/2017).
Ahok juga sempat bercanda, siapa pun yang akan menggantikan dirinya sebagai Gubernur DKI akan memiliki tugas yang agak mudah terkait kemacetan di Jakarta. Karena gubernur terpilih nanti tinggal meresmikan apa yang dia dan Jokowi bangun pada masa pemerintahan mereka.
“Makanya saya katakan, siapa pun yang terpilih menggantikan kami, dia keenakan tuh, tinggal resmikan saja semua. Tapi kita kan (bukan bicara) kepilih nggak kepilih, kita bicara mengatasi masalah atau tidak,” terang Ahok. (meu)