Jakarta, MENTARI.NEWS – Presiden RI ke tiga, Bacharuddin Jusuf Habibie, membuat rancangan pesawat jenis R80 untuk Indonesia. Pesawat itu telah masuk proyek strategis nasional pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), namun pembuatannya masih menunggu payung hukum berupa Peraturan Presiden (Perpres).
Komisaris PT Regio Aviasi Industri (RAI), Ilham Habibie mengungkapkan, bahwa dengan adanya Perpres, investor memiliki kepastian untuk menginvestasikan dananya dalam pembuatan pesawat R80.Setidaknya ada 4 maskapai lokal yang sudah menunjukkan minat serius terhadap pesawat tersebut.
Diantaranya PT National Aviation Management (NAM) Air yang merupakan anak usaha dari Sriwijaya Air, PT Trigana Air, PT Kalstars Aviation, dan PT Aviastar. Keempat perusahaan tersebut telah menunjukan minat serius dengan Letter of Interest (LoI).
PT Regio Aviasi Industri (RAI) selaku pengembang pesawat belum mau gegabah menawarkan produk tersebut, khususnya ke pihak luar. Bahkan pihak perusahaan menegaskan pesawat R80 saat ini hanya ditujukan untuk pasar nasional.
Menurut putra dari BJ Habibie itu pesawat R80 sangat cocok untuk penerbangan di wilayah Indonesia. Sebab pesawat berjenis turbo prop tersebut ditujukan untuk penerbangan jarak pendek, sehingga sangat cocok untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

Ilham mengungkapkan bahwa kebutuhan biaya untuk pembuatan pesawat R80 adalah US$ 1 miliar. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan pesawat R80 sampai uji terbang.Ilham mengaku saat ini sudah ada berrapa investor dalam negeri yang tertarik untuk menggarap pesawat R80. Sedangkan, untuk investor dari luar negeri membutuhkan payung hukum dari pemerintah.
“Kalau menurut saya ini total US$ 1 miliar. Ada empat dalam negeri semua, tapi khusus luar negeri mereka perlu adanya pengakuan dari pemerintah. Dia lihat itu sebagai kaya bukti ini adalah satu proyek yang serius,” ujar Ilham, dilansir detikNews, Rabu (19/4/2017).
Ilham Habibie mengatakan, komponen pesawat untuk pembuatan R80 akan dipasok oleh BUMN dirgantara, yaitu PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Sedangkan untuk mesin pesawat diperkirakan akan dikirim dari Amerika Serikat (AS) atau Inggris.
Prototipe pesawat R80 akan dibuat mulai tahun ini. Produsennya adalah PT Regio Aviasi Industri (RAI). Kemudian produksi pesawat R80 masih menunggu diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) sebagai payung hukum.
Ilham Habibie menyebutkan, dalam tahap awal akan diproduksi sebanyak 4 unit. Sebanyak 4 pesawatcini nantinya yang diterbangkan sebanyak 2 unit, dan 2 unit lainnya untuk dilakukan uji struktur pesawat.Bahkan, lanjut Ilham, produksi prototipe pesawat memungkinkan untuk dibuat lebih dari 4 unit. Sehingga mempercepat proses uji kelaikan pesawat sebelum diterbitkan sertifikat.
“Bahkan biasanya lebih kalau kita mau mempercepat, khususnya untuk terbang. Jadi ada semacam program memang diharuskan oleh otoritas kita harus terbang ini, terbang itu, kalau kita punya 3 bukan 2 kan lebih cepat, karena di uji secara paralel ada biaya tambahan dan percepatan,” tutup Ilham. (meu/pjk)