Ponorogo, MENTARI.NEWS – Pasca bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Banaran Kecamatan Pulung, Ponorogo, Sabtu (1/4/2017) pagi, dalam sembilan hari tim evakuasi korban hilang masih kesulitan mencari 24 orang dari total 28 korban hilang. Evakuasi diperpanjang selama tiga hari ke depan diambil setelah dilakukan rapat evaluasi.
Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, mengatakan, penambahan masa pencarian dilakukan setelah pihaknya menerima berbagai saran dan masukan dari berbagai pihak yang melakukan penanganan bencana, mulai Basarnas, Kepolisian, TNI serta kepala desa setempat.
Menurutnya, sesuai dengan keterangan teknis yang dipaparkan pihak Basarnas, pada dasarnya proses pencarian bisa dihentikan pada hari Sabtu (8/4/2017), mengingat volume material longsor dan area terdampak cukup luas. Sehingga tidak mungkin dilakukan penyisiran secara menyeluruh dalam waktu yang singkat.
Minggu (9/4/2017) pagi, sekitar pukul 08.30 WIB, tim SAR gabungan kembali menemukan satu korban tanah longsor di Desa Banaran, korban tertimbun tanah di Sektor A. Komandan Tim Basarnas, Asnawi Suroso, mengatakan, jenazah korban keempat tersebut adalah orang dewasa dan kondisinya membusuk.

Dengan temuan tersebut, jumlah korban hilang yang berhasil ditemukan sebanyak empat orang, dengan rincian tiga korban ditemukan di sektor C dan satu korban di sektor A. Sedangkan 24 korban lainnya masih dalam proses pencarian.
Rencananya, dalam pencarian selanjutnya, pihaknya SAR gabungan akan memfokuskan pencarian pada sektor C dan D yang dimungkinkan terdapat jasad korban yang hilang. Penyisiran tersebut juga akan diintensifkan pada titik yang ditunjuk oleh para saksi mata kejadian.
Sementara itu, Komandan Tim Basarnas, Asnawi mengatakan dari seluruh titik yang aman, mulai sektor A hingga D telah dilakukan penyisiran menggunakan alat berat maupun manual.
“Tapi memang kami tidak bisa melakukan penyisiran di zona bahaya, mengingat kondisinya berbahaya sekali bagi tim evakuasi. Seperti yang kita lihat tadi ada pergerakan lumpur dari atas hingga ke titik B,” terang Asnawi, dilasir dari detikNews, Sabtu (8/4/2017).
Namun, longsor susulan terjadi di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo Minggu (9/4/2017). Peristiwa longsor berskala besar tersebut mulai terjadi pada pukul 11.45 WIB.
Ratusan anggota tim SAR gabungan yang sedang melakukan upaya penyisiran korban yang hilang langsung panik dan berusaha menyelamatkan diri.Sejumlah operator alat berat yang beroperasi di sektor B, C dan D juga mengalami kepanikan. Bahkan salah satu alat berat di sektor D menjadi korban karena ikut terseret arus longsor dan tertimbun total.
Menurut seorang anggota SAR, Beny Sukamto, longsor susulan itu menyebabkan dua rumah roboh, lima sepeda motor dan dua unit mobil tertimpa longsor di sektor D. Rumah yang roboh, sebelumya masih dalam kondisi utuh dan digunakan untuk posko dapur umum, sedangkan dua unit mobil yang tertimbun, masing-masing satu unit jenis panther, milik relawan dan mobil jenis dobel kabin milik unit K-9 Polda Jatim.
Hingga pukul 14.30 WIB, pergerakan material tanah bercampur lumpur masih terus terjadi. Untuk mencegah jatuhnya korban, aparat kepolisian, TNI dan tim evakuasi berusaha mengevakusi puluhan warga yang tinggal di Dusun, Krajan perkampungan yang ada di bawah sektor D. (meu/pjk)