Ada ungkapan yang sangat terkenal: “Pungutlah hikmah dari manapun ia keluar.” Kebenaran, kebaikan, dan keadilan adalah tetap dalam nilai mulia walau ia disuarakan oleh anjing sekalipun.
Tak ada yang tak mendengarkan dan menjawab adzan walaupun yang melantunkannya anak kecil,karena kalimat adzan adalah ajakan kebaikan dan kebenaran.
Mereka yang terbiasa menolak kalimat kebenaran dan kebaikan dari orang-orang kecil hanya karena mereka tak memiliki kelas dalam pandangan manusia adalah orang yang tak punya kelas dalam pandangan Allah.
Kalau putih-putih keluar dari pantat ayam, maka ambillah karena itulah yang disebut telur. Kalau kuning-kuning keluar dari dubur manusia, maka jauhilah karena itulah yang disebut kotoran.
Begitu banyak yang tekun dan khusyuk mendengarkan kalimat orang-orang besar, mengangguk-angguk dan tertawa lebar mengparesiasi hanya karena takut tak kecipratan pembagian kue duniawi.
Begitu banyak yang meremehkan dan meninggalkan kata bijak dari orang-orang kecil karena dianggap tak akan memberikan manfaat duniawi.
Suatu hari orang kota yang sangat tergila-gila manfaat duniawi ini perlu menyempatkan diri berkeliling desa yang sangat tradisional. Desa yang masih menggunakan pola hubungan kemanusiaan sebagai fondasi kehidupan bermasyarakat.
Dengarkanlah kata-kata dan kalimat para orang tua di sana, maka kita akan temukan kalimat manusia yang betul-betul manusia, bukan kalimat manusia kalkulator yang perhitungannya adalah untung rugi, bukan baik buruk.
Para orang tua di desa para manusia itu akan selalu mengatakan kepada anak-anaknya bahwa kekayaan itu adanya di hati. Sinar gemerlap itu adanya di langit, bintang-bintang adalah lampu-lampu milik Allah, Tuhan kita. Jumlahnya jauh lebih banyak ketimbang lampu-lampu ada di sebuah rumah mewah sekalipun.
‘’Kamu bias memiliki dan menikmatinya,asal kamu memiliki Allah di dalam hatimu,’’ kata seorang ayah di desa manusia kepada anaknya yang tengah dididik jadi manusia.
Itulah cara orang desa manusia member pelajaran agama yang sangat sederhana namun indah. Hikmah tetaplah hikmah, benar tetaplah benar. Terimalah dengan hati dans ebarkanlah dengan hati agar tetap menyentuh hati.