Jakarta,MENTARI.NEWS– Inggris sudah mulai gencar untuk mengikuti perkembangan mobil listrik seperti di Jerman. Pemerintah Inggris rela mengeluarkan dana sebesar 1,8 triliun untuk mengembangkan teknologi baru ini.
Namun Indonesia, meskipun sudah banyak anak muda yang meneliti soal mobil listrik. Namun pemerintah masih belum siap untuk mengikuti trend global dan mengubah bahan bakar minyak untuk beralih ke listrik.
Tak kurang dari Rp 1,8 triliun digelontorkan pemerintah Inggris demi mengembangkan teknologi ini, termasuk untuk membangun pabrik baterai mobil listrik kedua. Business Secretary Inggris, Greg Clark, berpendapat bahwa dengan adanya bantuan dana ini, pabrikan kini harus lebih yakin untuk mengembangkan mobil listrik mereka di Inggris.
Namun perkembangan mobil listrik di Indonesia saat ini memang masih belum berkembang sepesat negara lain seperti Jerman. Sebagai generasi muda, para pelajar dan mahasiswa menjadi kalangan yang kemungkinan akan merasakan teknologi mobil listrik secara lebih masif ini nantinya.
Di Indonesia, terutama di Jakarta, ternyata masih banyak anak muda yang masih galau apakah akan menggunakan mobil listrik atau tetap memilih mobil berbahan bakar minyak seperti saat ini.
Permasalahan utama keraguan mereka menggunakan mobil listrik adalah karena masih belum memadainya infrastruktur penunjang penggunaan mobil ini. Setidaknya inilah yang diungkapkan Merry Radiyastuti, mahasiswi fakultas Ekonomi UI, yang masih memilih mobil berbahan bakar minyak ketimbang listrik.

“Masih bingung ya kalau untuk mobil listrik itu untuk isi tenaganya kaya gimana. Kalau bensin kan ya udah di pom bensin, kalau yang listrik kemana? Di Indonesia masih belum ada kan, jadi ya masih engga ngerti sih,” kata Merry, dilansir dari detikOto, Senin (17/4/2017).
Selain permasalahan terkait pengisian daya, kemampuan mobil listrik untuk bertahan lama ketika dibawa berkendara juga dirasa masih tak sebaik mobil berbahan bakar minyak yang ada saat ini. Meski cenderung masih belum yakin dengan mobil listrik untuk saat ini, mereka tetap berharap bahwa nantinya mobil listrik akan terus dikembangkan sehingga fasilitas penunjangnya lebih siap, serta performanya setidaknya mampu menyamai apa yang bisa dilakukan mobil berbahan bakar minyak saat ini.
Hal ini juga diamini oleh Jodie O’tania, Vice President Corporate Communications BMW Group Indonesia. Jodie mengatakan bahwa awareness masyarakat untuk mengenal mobil listrik lebih jauh masih perlu ditingkatkan.Ia pun menyatakan bahwa BMW, melalui model i8, akan berusaha memberikan pengetahuan bagi masyarakat terkait mobil listrik dan segala rinciannya.
“Model i8 merupakan kesempatan bagi BMW Group untuk memerkenalkan e-mobility, karena i8 hadir dengan teknologi yang sangat inovatif. Desainnya juga menarik, jadi konsumen akan semakin ingin tahu (tentang BMW i8 ini),” kata Jodie, dilansir dari detikOto, Senin (17/4/2017).
Namun menurut Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, bahwa yang menjadi salah satu problem terkait dengan mobil listrik adalah mengenai baterainya.
Menurut Kukuh Kumara, permasalahan baterai tersebut adalah ketika masa baterai sudah habis, belum ada tempat pembuangan atau daur ulang. Justru kini kembali ke mesin berbahan bakar bensin tapi bahan bakar yang lebih efisien. (meu/pjk)