Solo, MENTARI.NEWS – Pedagang Pasar Klewer, Jumat (21/4/2017) pagi melakukan tradisi kirab boyongan atau pindahan sebelum acara peresmian yang akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Saat pidato, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Pasar Klewer berkembang menjadi pasar rakyat yang modern yang tak kalah dengan mal besar.
Kirab dilakukan Jumat (21/4/2017) sejak pukul 08.30 WIB. Sekitar 500 pedagang mengikuti kirab tersebut. Di barisan depan, tampak pedagang membawa tumpeng nasi kuning. Ada pula pedagang yang membawa gunungan dari makanan dan pakaian dalam.Sebanyak 70 pedagang lalu bersiap mengikuti prosesi peresmian oleh Presiden Joko Widodo di depan Pasar Klewer. Beberapa pedagang lainnya bersiap di kiosnya masing-masing untuk menerima kunjungan presiden.
Presiden Joko Widodo sengaja diminta langsung oleh Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, untuk meresmikan bangunan Pasar Klewer baru di Solo. Dalam sambutannya, presiden meminta agar Pasar Klewer berkembang menjadi pasar rakyat yang modern yang tak kalah dengan mal besar.
“Pasar Klewer tidak boleh kalah dengan mal-mal besar. Harus menjadi pasar tradisional yang modern, aman dan enggak ada yang kecopetan,” kata Jokowi, dilansir detikNews, Jumat (21/4/2017).
Dia berpesan kepada pedagang untuk merawat pasar unggulan di Kota Solo itu. Presiden tidak ingin pasar yang dibangun dengan dana APBN Rp 157,8 miliar itu kotor dan rusak karena tidak dirawat.Meski diharapkan menjadi pasar modern, Presiden Jokowi berharap Pasar Klewer tetap harus mempertahankan ciri khasnya dengan aktivitas tawar-menawar.

Usai terbakar akhir 2014 lalu, Pasar Klewer dibangun lagi menjadi empat lantai, yaitu basement, semi-basement, lantai 1 dan lantai 2. Lantai basement digunakan sebagai area parkir, sedangkan semi-basement hingga lantai 2 digunakan untuk berjualan.Pasar menampung sejumlah 2.639 pedagang. Rinciannya, sebanyak 1.694 pedagang menempati 1.714 kios. Sisanya, 945 pedagang pelataran menempati los di lantai 2.
Bahkan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, juga mengapresiasi langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta dalam menangani dampak bencana kebakaran Pasar Klewer. Dia menilai, Pemkot Surakarta dapat melayani para pedagang sebagai korban, dengan baik.
Setelah pembangunan Pasar Klewer selesai, Pemkot Surakarta menerapkan e-retribusi kepada pedagang. Hal ini pun menurutnya pantas dicontoh daerah lain.Pemkot Surakarta bersama Kemendag membangun Pasar Klewer selama 1,5 tahun. Pasar tekstil terbesar di Jawa Tengah itu dibangun dengan anggaran dari APBN dan APBD hampir Rp 200 miliar.
Pemkot Surakarta juga mewajibkan seluruh pedagang Pasar Klewer untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Hal tersebut menjadi syarat pedagang untuk memperoleh kunci kios.Dalam peresmian Pasar Klewer oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (21/4/2017), Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, menyerahkan secara simbolis kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada pedagang.
Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan keikutsertaan pedagang dalam BPJS Ketenagakerjaan penting. Diharapkan pedagang dapat lebih merasa terjamin saat melaksanakan pekerjaannya.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, mengapresiasi langkah pemkot. Tidak hanya pemilik kios, karyawan pun harus diikutsertakan dalam program itu. Dari empat program, pedagang Pasar Klewer minimal wajib mengikuti dua program, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm). Sedangkan program Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun tidak wajib.
BPJS Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) dalam menyediakan kartu pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan. Satu kartu dapat digunakan sekaligus untuk pembayaran e-retribusi. (meu/pjk)