Jakarta, MENTARI.NEWS – Sarapan pagi merupakan modal bagi seorang anak untuk melakukan aktivitas harian. Bahkan tidak hanya dirasakan orang dewasa, saat dalam kondisi lapar, bisa membuat anak-anak tak konsentrasi terutama saat belajar sehingga mudah marah dan punya mood yang tidak baik.
Katherine Gibson Howton, guru di salah satu SMA di Oregon mengatakan, hampir 20 persen muridnya datang ke sekolah dengan kondisi lapar. Alhasil, banyak murid yang mudah marah, sensitif, dan tidak bisa berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran.
Dalam keterangan foto yang diunggah Howton, ia menuliskan bahwa dirinya adalah guru yang mungkin menghabiskan waktu lebih banyak dengan seorang murid. Howton mengatakan ia dan koleganya tidak ingin murid-muridnya kelaparan sehingga itu mengganggu proses belajar mereka.
Howton mengatakan, staf di sekolah memiliki lemari yang sama dengannya. Nah, dengan mengunggah foto lemari dengan stok makanan di akun Facebook-nya, Howton merasa itu bisa jadi jalan membuka diskusi soal asupan makanan anak. Sehingga, orang tua diharap bisa tahu pentingnya sarapan bagi anak, terlebih mereka akan bersekolah.
Dikutip dari ABC Australia, data organisasi pengentasan kelaparan Australia, Foodbank, menunjukkan setidaknya anak-anak kehilangan dua jam waktu belajarnya karena tak konsentrasi akibat tak sarapan. Sementara, pakar gizi Karishma Chawla menuturkan terlalu sering mengosongkan perut di pagi hari sampai waktunya makan siang, maka metabolisme tubuh akan drop dan bisa dipastikan Anda menjadi sulit konsentrasi dan tubuh terasa lemah.
Beberapa waktu lalu, ketua umum PERGIZI Pangan Indonesia Prof Dr Ir Hardinsyah, mengatakan sarapan sehat memiliki tiga syarat yaitu tepat waktu sebelum jam 9 pagi, mengandung karbohidrat, protein, mineral, lemak, cairan atau air, dan vitamin.
Untuk anak usia Sekolah Dasar (SD), Prof Hardin memberikan contoh alternatif menu sarapan seperti seraal ditambah buah dan susu; nasi dengan ayam/telur/tempe ditambah sayur dan jus buah; mie/lontong plus telur, sayur dan tempe; roti atau biskuit lapis dengan buah dan susu; bubur dengan ayam/telur/ikan plus buah dan air putih; mi goreng dengan telur, sayur, dan susu; rebusan atau gorengan dengan buah dan air putih; kemudian nasi goreng atau nasi uduk dengan telur, buah, dan air putih.

Bahakan ada terobosan baru di Surabaya. Jam istirahat sekolah di Surabaya akan dimajukan 1 jam lebih awal dari jadwal sebelumnya pukul 09.30 Wib. Hal tersebut untuk mendapatkan seperempat kebutuhan gizi harian yang didapatkan dari sarapan yang sehat pada anak.
Kebijakan ini dikeluarkan Dinas Pendidikan setelah peringatan Hari Pekan Sarapan Nasional di kampus C Universitas Airlangga (Unair) Jalan Mulyorejo, Jumat (24/2/2017) lalu.
Kepala Dinkes Surabaya drg Febria Rachmanita mengatakan sarapan sehat adalah kegiatan makan dan minum, yang aman serta bergizi pada pagi hari sebelum belajar atau bekerja.
Febriana menambahkan imbauan untuk sarapan pagi dengan menu sehat, sesuai dengan imbauan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang disosialisasikan ke sekolah, puskesmas dan posyandu. Sementara Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Ikhsan mengaku sudah melakukan kampanye sarapan sehat dengan memajukan jam istirahat sekolah.
“Sarapan bergizi yaitu yang memenuhi seperempat (15-30%) kebutuhan gizi harian, sarapan salah satu dimensi seimbang dalam rangka mewujudkan hidup sehat,aktif dan cerdas,” kata Febri, dilansir dari detikcom, Jumat (24/2/2017). (meu/pjk)