Mentari News
  • Ekonomi
    • Ekonomi Bisnis
    • Ekonomi Digital
    • Ekonomi Syariah
      • PSEI
    • Perbankan
    • Diskon Solo
  • UMKM
  • Lokal
  • Politik
  • Berita UMS
    • PKM UMS
  • Agama
  • Wisata
    • Kuliner
  • Kampusiana
  • Muktamar Muhammadiyah
  • Diskon Solo
  • Opini
    • Kolom
    • Resensi Buku
No Result
View All Result
  • Ekonomi
    • Ekonomi Bisnis
    • Ekonomi Digital
    • Ekonomi Syariah
      • PSEI
    • Perbankan
    • Diskon Solo
  • UMKM
  • Lokal
  • Politik
  • Berita UMS
    • PKM UMS
  • Agama
  • Wisata
    • Kuliner
  • Kampusiana
  • Muktamar Muhammadiyah
  • Diskon Solo
  • Opini
    • Kolom
    • Resensi Buku
No Result
View All Result
Mentari News
No Result
View All Result
Home More OPINI Artikel

Pertaruhan Ekonomi Resiko Tinggi Pemerintahan Jokowi

by admin
23/04/2017
IMG-20170423-WA0005

IMG-20170423-WA0005

0
SHARES
5
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Pertaruhan Ekonomi Resiko Tinggi Pemerintahan Jokowi

Oleh: Nurkhamid Alfi

Seperti diketahui bahwa mazhab ekonomi makro itu meliputi (1) Pertumbuhan ekonomi; (2) Jumlah pengangguran;(3)Keseimbangan negara pembayaran, dan (4) Laju inflasi. Negara dikatakan stabil secara ekonomi jika ke empat parameter tersebut tertata dengan baik melalui piranti finansial yang disebut APBN.

Baca juga

AMSI Bersiap Gelar Indonesia Digital Conference (IDC) 2020

Duet Nurkholis-Rini Yustiningsih Pimpin AMSI Jateng

AMSI Jateng Bakal Gelar Komferwil I

Yang menjadi masalah, apakah APBN disusun secara kredibel, akuntabel dan transparan dengan tidak menyembunyikan angka-angka “sulapan” sehingga para pelaku ekonomi percaya? Ini penting untuk dikemukakan karena ada kekhawatiran yang dirasa berkenaan dengan pembangunan infrastruktur secara masif yang dilakukan selama ini tanpa memperhitungkan kekuatan APBN.

Konon kabarnya, program pembiayaan infrastruktur Pemerintahan Jokowi selama lima (5) tahun membutuhkan anggaran 5.000 triliun. Sementara anggaran yang bisa ditanggung oleh APBN per tahunnya hanya 300 triliun,atau 1.500 triliun dalam lima tahun. Sehingga kemungkinan kekurangan sebesar 3.500 triliun akan ditutupi dengan hutang dan atau melalui penugasan perusahaan dibawah BUMN.

Nurkhamid Alfi.

Kondisi ini bisa dikatakan pertaruhan ekonomi  pemerintahan Jokowi beresiko tinggi, tatkala infrastruktur yang dibangun tidak membawa implikasi pada derasnya arus investasi luar ke dalam negeri.

Pada pidato pengantar sebelum rapat kabinet, Presiden Jokowi menegaskan bahwa pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,68% di tahun 2018, target pertumbuhan tertinggi selama ini. Modall utama untuk meperoleh target tersebut adalah peningkatan ekspor dan masuknya investasi asing. Pertanyaannya, bagaimana agar arus modal investasi asing masuk dengan deras ketika rangkin kemudahan berinvestasi Indonesia masih di angka  92 dunia?

Masalah lain muncul. Pada satu sisi pemerintah membutuhkan dana investasi, tapi disisi lain masih banyak suara kontra yang selama ini belum bisa menerima akibat regulasi pemerintah yang masih lemah dalam mengatur arus modal maupun masalah ketenagakerjaan. Sehingga kesannya pemerintah telah mengobral negara secara murah kepada asing, dan rakyat akan menjadi “kacung” dinegaranya sendiri karena sektor-sektor  ekonomi penting akan dikuasai asing.

Memang, pemerintah telah mengeluarkan belasan paket kebijakan ekonomi yang lebih pro investasi dengan harapan investor tertarik berinvestasi di Indonesia. Namun praktek seperti itu tidaklah cukup. Pemerintah harus penyelesaikan persoalan sosio-ekonomi agar rakyat bisa menerima dengan tanpa prasangka atas masuknya investor asing. Jika tidak, negara tetangga, para pesaig itu akan tetap menerima limpahan dana asig untuk pertumbuhan ekonomi mereka.

Ironis memang. Singapura, negara dengan luasan wilayah begitu kecil, namun menjadi pusat foreign corporation untuk pasar konsumsi di Indonesia. Sedangkan Malaysia lebih akomodatif dalam menampung investor dari Timur dengan menggalakan ekonomi Syariah. Orang “berduit” dari Arab akan lebih nyaman dengan fasilitas keuangan Syariah dibanding Indonesia, walaupun sama-sama negara berpenduduk Muslim.

Bukan hanya di Asean, bahkan Amerika, negara kaya dan pusat kekuatan ekonomi dunia, juga getol dalam menjaring investor asing. Gara-gara ingin menampung investasi dari dunia Arab, Amerika mendirikan bursa saham Syariah dengan nama Dow Jones Islamic Index.

Jadi, negara manapun sangat membutuhkan modal asing untuk membangun peradabannya sebagai negara maju. Pemerintahan Jokowi tidak keliru dalam membangun secara masif insfrastruktur dan memberikan paket kebijakan yang “investment friendly”. Namun jangan sampai terjadi “overheating economy” karena banyak proyek yang mangkrak.

 

———————-

Penulis adalah  Chief Representative Zelan Holdings

 

Tags: bursa saham syariahChief Representative Zelan Holdingsekonomi syariahkeuangan Syariahmazhab ekonomi makroNurkhamid AlfiPresiden Jokowi
ShareTweetPin
Loading...
Previous Post

Sidang Komisi Kongres Ekonomi Umat 2017: Perlu Arus Baru Ekonomi Pengembangan UMKM

Next Post

Keberpihakan CSR Swasta Besar Terhadap Koperasi dan UKM Dinilai Belum Maksimal

Related Posts

Indonesia Digital Conference.
Headline

AMSI Bersiap Gelar Indonesia Digital Conference (IDC) 2020

13/12/2020
AMSI Jateng.
Headline

Duet Nurkholis-Rini Yustiningsih Pimpin AMSI Jateng

13/12/2020
Logo AMSI
Headline

AMSI Jateng Bakal Gelar Komferwil I

24/11/2020
Tim Pengabdian Masyarakat FEB UMS Kembangkan Program Goro Sampah
Berita UMS

Tim Pengabdian Masyarakat FEB UMS Kembangkan Program Goro Sampah

03/10/2020
Robot seni dari tim robotic UMS.
BPH UMS

Tiga Tim Robotic UMS Ikuti KRI 2020

29/09/2020
pelayanan di desk program One Day Service UMS.
Berita UMS

Pendaftar UMS Tahun Ini Lebih Banyak

24/09/2020
Next Post
Muhajir

Keberpihakan CSR Swasta Besar Terhadap Koperasi dan UKM Dinilai Belum Maksimal

Populer

  • Bisnis Jasa Cuci Sarang Burung Walet yang Menggiurkan
    Bisnis Jasa Cuci Sarang Burung Walet yang Menggiurkan
  • Bagaimana Cara Menciptakan Komunikasi yang Efektif dan Efisien?
    Bagaimana Cara Menciptakan Komunikasi yang Efektif dan Efisien?
  • Perbedaan Gaya Hidup Desa dan Kota di Era Modern
    Perbedaan Gaya Hidup Desa dan Kota di Era Modern
  • Penyakit Hati
    Penyakit Hati
  • Hal Yang Harus Dilakukan Agar Produk Lokal Dapat Bersaing di Pasaran
    Hal Yang Harus Dilakukan Agar Produk Lokal Dapat Bersaing di Pasaran
  • Dampak Negatif Kepribadian Introvert
    Dampak Negatif Kepribadian Introvert
  • Tujuh Fakta Unik terkait Burung Walet
    Tujuh Fakta Unik terkait Burung Walet
  • Enam Hotel Megah dengan Pemandangan Kabah di Mekah yang 'Recomended' Dikunjungi
    Enam Hotel Megah dengan Pemandangan Kabah di Mekah yang 'Recomended' Dikunjungi
  • Sempat Berpikir Islam Agama Yang Ribet, Cindy Claudia Kini Sangat Mencintai Islam
    Sempat Berpikir Islam Agama Yang Ribet, Cindy Claudia Kini Sangat Mencintai Islam
  • Prinsip Produksi dalam Perspektif Islam
    Prinsip Produksi dalam Perspektif Islam
Loading...
Mentari News

Situs berita yang secara resmi berdiri pada tahun 2017 di bawah manajemen PT. Mentari Media Sejahtera.
© 2019

Navigate Site

  • Ekonomi
  • Ekonomi Bisnis
  • Ekonomi Syariah
  • Ekonomi Digital
  • Diskon Solo
  • UMKM
  • Tekno Sains
  • Politik
  • Psikologi
  • Kuliner
  • Wisata
  • Kesehatan
  • Kampusiana
  • Event Kampus
  • Berita Muhammadiyah
  • Agama
  • Opini
  • Mentari Pagi
  • advertorial

Follow Us

No Result
View All Result
  • Ekonomi
    • Ekonomi Bisnis
    • Ekonomi Digital
    • Ekonomi Syariah
      • PSEI
    • Perbankan
    • Diskon Solo
  • UMKM
  • Lokal
  • Politik
  • Berita UMS
    • PKM UMS
  • Agama
  • Wisata
    • Kuliner
  • Kampusiana
  • Muktamar Muhammadiyah
  • Diskon Solo
  • Opini
    • Kolom
    • Resensi Buku

Situs berita yang secara resmi berdiri pada tahun 2017 di bawah manajemen PT. Mentari Media Sejahtera.
© 2019