Jakarta, MENTARI.NEWS-Pilkada DKI Jakarta dinilai menjadi fase sulit kehidupan berbangsa Indonesia dengan terjadinya intrik dan benturan antarkelompok yang dipicu pernyataan salah satu calon yang dinilai menodai agama.
Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menjelaskan realitas sosial politik pada Pilkada DKI bisa dijadikan indikator mudah berjalannya revolusi mental yang dicanangkan Presiden Jokowi berjalan atau tidak.
Diakui Hendri Satrio, ada kelompok radikal terindikasi menunggangi Pilkada DKI Jakarta meski sulit diukur berapa besar pengaruhnya. Yang jelas, kekuatan masyarakat yang terbawa dan menentukan proses Pilkada DKI Jakarta.

“Apa yang terjadi kemarin itu sudah sangat berbahaya. Masyarakat terpecah dan terkotak-kotak yang bisa menimbulkan ekses sangat besar berupa terancamnya keutuhan NKRI. Kita bersyukur hal-hal negatif itu tidak sampai terjadi. Ini pelajaran bagi kita, dalam bernegara dan berpolitik,” terang Hendri.
Dengan berakhirnya Pilkada DKI, Hendri Satrio mengajak seluruh pihak untuk bisa kembali bersatu lagi dan tidak terkotak-kotak lagi. Hal itu menjadi cara terbaik menjaga Indonesia sebagai negara yang demokratis, damai, dan adil. (jm/pjk)