Mentari News
  • Ekonomi
    • Ekonomi Bisnis
    • Ekonomi Digital
    • Ekonomi Syariah
      • PSEI
    • Perbankan
    • Diskon Solo
  • UMKM
  • Lokal
  • Politik
  • Berita UMS
    • PKM UMS
  • Agama
  • Wisata
    • Kuliner
  • Kampusiana
  • Muktamar Muhammadiyah
  • Diskon Solo
  • Opini
    • Kolom
    • Resensi Buku
No Result
View All Result
  • Ekonomi
    • Ekonomi Bisnis
    • Ekonomi Digital
    • Ekonomi Syariah
      • PSEI
    • Perbankan
    • Diskon Solo
  • UMKM
  • Lokal
  • Politik
  • Berita UMS
    • PKM UMS
  • Agama
  • Wisata
    • Kuliner
  • Kampusiana
  • Muktamar Muhammadiyah
  • Diskon Solo
  • Opini
    • Kolom
    • Resensi Buku
No Result
View All Result
Mentari News
No Result
View All Result
Home More FEATURED

WHO Teliti Vaksin Malaria untuk Tangani Ancaman Penyakit Menular Mendunia

by admin
25/04/2017
Ilustrasi vaksin malaria

Ilustrasi vaksin malaria

0
SHARES
6
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, MENTARI.NEWS – Nyamuk anopheles dikenal sebagai vektor pembawa parasit malaria. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang cukup berbahaya.Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa tiap tahun bisa ada ratusan juta orang yang terjangkit oleh malaria dan ratusan ribu diantaranya meninggal dunia.

Nyamuk anopheles menjadi vektor parasit malaria, di dalam tubuh parasit itu sendiri memiliki beberapa stadium. Ketua Komisi Ahli Diagnosis dan Pengobatan Malaria Prof Dr Inge Sutanto MPhil menjelaskan, parasit berubah-ubah saat ditularkan melalui nyamuk hingga ke tubuh. Ketika masuk ke tubuh, parasit yang ditularkan nyamuk berubah menjadi tropozoid dan masuk ke hati. Setelah itu, tropozoid pecah dan masuk ke dalam darah.

Ketika menimbulkan gejala, di situlah parasit berada dalam stadium gametosit. Prof Inge mengatakan parasit inilah yang bisa ditularkan oleh nyamuk dari orang yang positif malaria ke orang lain. Dengan kata lain, selain orang yang bersangkutan sudah sakit malaria, dia juga bisa menjadi sumber penularan kalau tidak diobati secara benar.

Baca juga

AMSI Bersiap Gelar Indonesia Digital Conference (IDC) 2020

Duet Nurkholis-Rini Yustiningsih Pimpin AMSI Jateng

AMSI Jateng Bakal Gelar Komferwil I

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, drg Vensya Sitohang, M.Epid mengatakan diagnosis malaria harus dilakukan dengan konfirmasi laboratorium mikroskop atau tes diagnosis cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT).

Ketika pasien sudah dinyatakan positif terkena malaria, maka ia diberi pengobatan menggunakan terapi kombinasi berbasis Artemisinin (Artemisinin Based Combination Therapy/ACT). Obat ini bisa didapat gratis di fasilitas kesehatan. Menurut drg Vensya, pengobatan radikal penting diberikan karena bisa membunuh semua stadium parasit dalam tubuh sehingga rantai penularan bisa diputus.

Ilustrasi vaksin malaria
Ilustrasi vaksin malaria

Kekhawatiran muncul setelah adanya parasit malaria super yang kebal terapi artemisinin. Nicholas White, profesor di Oxford University, Inggris sekaligus peneliti dari Mahidol University, Thailand, mengatakan tahun lalu ditemukan adanya kasus malaria yang kebal obat di Thailand, Laos dan Kamboja.

Data WHO menyebut lebih dari setengah populasi dunia terancam infeksi malaria. Meski jumlah kasus terus menurun, namun statistik menyebut sekitar 420.000 orang mati tiap tahunnya akibat malaria.

Negara-negara Afrika disebut jadi yang paling rentan terhadap malaria karena hampir 90 persen kasus infeksi terjadi di sana menyumbangkan angka kematian global hingga 92 persen. Oleh karena itu ketika vaksin malaria pertama di dunia telah rampung, tiga negara Afrika dengan angka kasus yang paling tinggi mendapat kesempatan pertama untuk memakainya.

Direktur WHO Region Afrika dr Matshidiso Moeti mengatakan vaksin akan mulai diberikan pada tahun 2018 untuk Ghana, Kenya, dan Malawi dalam rangka uji klinis. Targetnya vaksin dapat mencakup 750 ribu anak usia lima sampai 17 bulan.

“Informasi yang terkumpul dalam proyek ini akan membantu kita merumuskan kebijakan pemakaian vaksin yang lebih luas. Bila dikombinasikan dengan intervensi malaria yang sudah ada, vaksin berpotensi menyelamatkan puluhan ribu jiwa di Afrika,” kata dr Matshidiso, dilansir dariBBC, Selasa (25/4/2017).

Agar bekerja efektif vaksin harus diberikan sebanyak empat kali. Tiga kali diberikan setiap bulan sementara pemberian dosis terakhir 18 bulan kemudian. Tes awal menunjukkan seharusnya vaksin malaria dapat melindungi anak mencegah empat dari 10 kasus. Selain itu kasus fatal di rumah sakit juga bisa berkurang hingga sepertiganya.

Namun diakui bahwa memang angka efektivitas vaksin malaria masih di bawah standar bila dibandingkan dengan vaksin penyakit lainnya. Hanya saja karena dampak malaria begitu besar maka kemajuan apapun akan lebih baik daripada tidak ada sama sekali. (meu/pjk)

Tags: Nyamuk anophelesVaksin Malaria
ShareTweetPin
Loading...
Previous Post

Cirebon Tuan Rumah Kongres Ulama Perempuan Indonesia Pertama

Next Post

Medina Zein Sukses Jadi Miliarder Muda Melalui Produk Kecantikan

Related Posts

Indonesia Digital Conference.
Headline

AMSI Bersiap Gelar Indonesia Digital Conference (IDC) 2020

13/12/2020
AMSI Jateng.
Headline

Duet Nurkholis-Rini Yustiningsih Pimpin AMSI Jateng

13/12/2020
Logo AMSI
Headline

AMSI Jateng Bakal Gelar Komferwil I

24/11/2020
Tim Pengabdian Masyarakat FEB UMS Kembangkan Program Goro Sampah
Berita UMS

Tim Pengabdian Masyarakat FEB UMS Kembangkan Program Goro Sampah

03/10/2020
Robot seni dari tim robotic UMS.
BPH UMS

Tiga Tim Robotic UMS Ikuti KRI 2020

29/09/2020
pelayanan di desk program One Day Service UMS.
Berita UMS

Pendaftar UMS Tahun Ini Lebih Banyak

24/09/2020
Next Post
Medina Zein

Medina Zein Sukses Jadi Miliarder Muda Melalui Produk Kecantikan

Populer

  • Perbedaan Gaya Hidup Desa dan Kota di Era Modern
    Perbedaan Gaya Hidup Desa dan Kota di Era Modern
  • Bagaimana Cara Menciptakan Komunikasi yang Efektif dan Efisien?
    Bagaimana Cara Menciptakan Komunikasi yang Efektif dan Efisien?
  • Penyakit Hati
    Penyakit Hati
  • Hal Yang Harus Dilakukan Agar Produk Lokal Dapat Bersaing di Pasaran
    Hal Yang Harus Dilakukan Agar Produk Lokal Dapat Bersaing di Pasaran
  • Bisnis Jasa Cuci Sarang Burung Walet yang Menggiurkan
    Bisnis Jasa Cuci Sarang Burung Walet yang Menggiurkan
  • Tujuh Fakta Unik terkait Burung Walet
    Tujuh Fakta Unik terkait Burung Walet
  • Dampak Negatif Kepribadian Introvert
    Dampak Negatif Kepribadian Introvert
  • MUHAMMAD Al-IDRISI, ILMUWAN MUSLIM PENEMU PERTAMA GLOBE DUNIA
    MUHAMMAD Al-IDRISI, ILMUWAN MUSLIM PENEMU PERTAMA GLOBE DUNIA
  • Menjadi Muslim Sholeh Sekaligus Muslih
    Menjadi Muslim Sholeh Sekaligus Muslih
  • Johanes Nindyo, Jadi Miliarder dengan Game Epic Conquest
    Johanes Nindyo, Jadi Miliarder dengan Game Epic Conquest
Loading...
Mentari News

Situs berita yang secara resmi berdiri pada tahun 2017 di bawah manajemen PT. Mentari Media Sejahtera.
© 2019

Navigate Site

  • Ekonomi
  • Ekonomi Bisnis
  • Ekonomi Syariah
  • Ekonomi Digital
  • Diskon Solo
  • UMKM
  • Tekno Sains
  • Politik
  • Psikologi
  • Kuliner
  • Wisata
  • Kesehatan
  • Kampusiana
  • Event Kampus
  • Berita Muhammadiyah
  • Agama
  • Opini
  • Mentari Pagi
  • advertorial

Follow Us

No Result
View All Result
  • Ekonomi
    • Ekonomi Bisnis
    • Ekonomi Digital
    • Ekonomi Syariah
      • PSEI
    • Perbankan
    • Diskon Solo
  • UMKM
  • Lokal
  • Politik
  • Berita UMS
    • PKM UMS
  • Agama
  • Wisata
    • Kuliner
  • Kampusiana
  • Muktamar Muhammadiyah
  • Diskon Solo
  • Opini
    • Kolom
    • Resensi Buku

Situs berita yang secara resmi berdiri pada tahun 2017 di bawah manajemen PT. Mentari Media Sejahtera.
© 2019