Yogyakarta, MENTARI.NEWS – Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, saat menyampaikan pidato dalam milad Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ke-36 di kampus UMY, Selasa (25/4/2017), mengatakan WNI yang gabung ke kelompok ISIS saat ini diperkirakan mencapai 500 orang.
Dalam pidatonya, Retno LP Marsudi, juga mengatakan bahwa saat ini terdapat ratusan WNI yang bergabung dalam militan ISIS. Jika dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta, jumlah tersebut tidak besar. Meskipun demikian, sel-sel radikalisme yang berkembang tidak boleh disepelekan.
Pengaruh pemikiran radikal itu juga dipicu oleh merebaknya penyebaran ideologi kekerasan melalui media sosial. Bahkan Retno juga mengingatkan potensi radikalisme diri atau self radicalism akibat medsos.
“Oleh karenanya perlu penanganan bagi yang kembali ke dalam negeri. Yang justru dikhawatirkan adalah radikalisme diri atau self radicalism. Ini adalah pengaruh dari sosial media dan sebagainya,” kata Retno, dilansir detikcom, Selasa (25/4/2017).
Kementerian luar negeri sering menangani WNI yang akan menyeberang ke Suriah melalui Turki. WNI yang akan menyeberang ke Suriah ini sering dikaitkan akan bergabung dengan ISIS. Padahal belum tentu.
Pada saat akan menyeberang ke Suriah, mereka kemudian ditangkap otoritas Turki. Dalam hal ini Kemenlu harus melindungi dan mendalami tujuan mereka ke Suriah. Perlu didalami sampai ada kesimpulan apakah benar mereka akan gabung ke ISIS.ucapnya
“Kadang-kadang kita terlalu cepat berkesimpulan bahwa yang akan ke Suriah itu bergabung dengan ISIS. Padahal tidak seperti itu. Kadang-kadang mereka itu diiming-imingi untuk mendapat kehidupan yang lebih baik sebagai juru masak dan lain-lain,” jelas Retno, dilansir detikcom, Selasa (25/4/2017).

Terkait dengan semakin merebaknya simpatisan ISIS. Belakangan ini di dalam negeri sedang heboh dengan kasus penyerangan anggota kepolisian oleh seorang anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang diduga simpatisan ISIS. Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Irjen (Pol) Condro Kirono mengatakan pelaku penyerangan Mapolres Banyumas yang menyebabkan tiga anggota kepolisian mengalami luka. “Dia (anggota) JAD, juga simpatisan ISIS. Jadi dia bisa belajar semua dari internet,” kata Condro, dilansir detikcom, Rabu (12/4/2017) lalu.
Menurut dia, selain merupakan simpatisan ISIS dan belajar dari internet, pelaku pernah menjalin komunikasi dengan salah satu pelaku terduga teroris yang berada di Tuban.Aksi yang dilakukan pada Selasa (11/4) kemarin, lanjut dia, sudah direncanakan dan dilakukan atas inisiatif sendiri. Mungkin karena salah satu terduga teroris yang berada di Tuban masih satu daerah dengan dia, sehingga semakin kuat niatnya berjihad.
Dengan adanya kejadian itu, kini, Polri memberlakukan status siaga satu di internalnya.Wakapolri Komjen Syafruddin di Mapolda Banten, Jl. Syeh Nawawi Al Bantani, Serang, meminta agar jajarannya selalu waspada aksi teror. Perintah rutin meningkatkan kewaspadaan dilakukan mencegah teror seperti di Mapolres Banyumas dan penembakan polisi di Tuban, terulang. (meu/pjk)