Jakarta,MENTARI.NEWS-Sebanyak 300 volunteer tengah digodok untuk mendukung pelaksanaan Asian Para Games 2018. Mereka dibekali kemampuan bahasa isyarat dan ketrampilan lain yang mendukung untuk menyambut para atlet difabel.
Kepala Bagian Olahraga dan Pemuda Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Setda Provinsi DKI Jakarta, Jafar Abdul Malik, mengatakan pelatihan itu dilakukan bersama dinas-dinas sosial dan panti -panti di Jakarta. Saat ini, panitia penyelenggara masih terus mencari tambahan volunteer.
” Tentu itu akan kami maksimalkan. Terutama dalam bahasa karena ini umumnya dari luar negeri, jadi penguatan terhadap bahasa dan bahasa isyarat akan kami maksimalkan,” kata Jafar dilansir dari detikcom, Kamis (5/5/2017).
Jafar mengatakan volunteer ini berbeda dengan sukarelawan di Asian Games 2018, sebab mereka menjamu atlet yang juga berbeda. Sebagai contoh, mereka wajib memahami bahasa isyarat. Selain volunteer, DKI telah menyiapkan sekitar 500-600 bus yang ramah difabel. Pemprov DKI akan menambah lagi 150 armada.
Namun, ada satu hal yang secara administrasi cukup penting tengah ditunggu Pemprov DKI, yakni Instruksi Presiden yang akan memperjelas tupoksi masing-masing Kementerian Lembaga dan Anggaran.
Kamis hingga Jumat (4-5/5/2017) digelar untuk kali ketiga Rapat Koordinasi Komite Asian Para Games (Koorkom). Di hari pertama rapat koordinasi APC mempertanyakan perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Panitia penyelenggara Asian Para Games (INAPGOC).
Agenda rapat Koordonasi Komite (Koorkom) kali adalah mendengar paparan soal kesiapan administrasi birokrasi dan venue DKI Jakarta dan Kemenpora.Selain itu juga tentang infrastruktur dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA), games sport, games support, dan games administration.
Sejak awal rapat APC sudah mengajukan pertanyaan tentang susunan kepanitiaan yang masih dalam bentuk draft. Mereka menganggap susunan kepanitiaan seharusnya sudah berbentuk SK (surat keputusan) yang ditandatangani. Padahal penyelenggaraannya akan dimulai tanggal 8 Oktober, dan berlangsung selama sembilan hari, hingga berakhir pada 16 Oktober 2018.
APC juga sempat mempertanyakan terkait dengan perubahan nama event. Pada awalnya hajatan besar ini memakai nama resmi Asian Para Games Indonesia 2018, namun kini menjadi Asian Para Games Jakarta 2018.
Kemudian Ketua INAPGOC, Raja Sapta Oktohari, menanggapi pertanyaan APC.”Ya ini salah satu pengajuan kami karena di Asian Games yang ditampilkan nama kota penyelenggaranya, bukan negara. Begitu juga dengan Olimpiade Rio, ini jika disetujui. Tetapi kalau tidak kami kembali lagi ke yang sudah ditetapkan sebelumnya dalam kontrak,” kata Okto, dilansir dari detikcom, Kamis (5/5/2017). (meu/pjk)