Jakarta,MENTARI.NEWS – Cherie Colyer-Morris, mahasiswa ilmu kelautan dari University of Newcastle, Australia sempat magang selama enam bulan di proyek keberlanjutan maritim di Makassar tahun 2015. Kemudian saat kuliah ke jenjang berikutnya, Cherie mendapat kesempatan kembali ke Indonesia untuk magang selama enam bulan, sebagai bagian dari beasiswa New Colombo Plan.
Pengalaman magang di proyek kemaritiman berdampak besar terhadap karir Cherie hingga saat ini. Dalam perjalanan singkat ke Indonesia, sebagai bagian dari studi kesarjanaannya di University of Newcastle, untuk pertama kalinya Cherie menyaksikan beberapa tantangan keberlanjutan maritim yang dihadapi masyarakat di negara berkembang.
Cherie tertarik dengan pertemuan antara sains dan masyarakat serta apa yang dapat menciptakan perubahan perilaku masyarakat. Kemudian saat kembali ke Indonesia dengan beasiswa New Colombo Plan, Cherie mendapat kesempatan untuk kembali ke Indonesia untuk magang selama enam bulan.
Beasiswa ini bertujuan untuk memperdalam hubungan Australia dengan negara-negara lain di kawasan Indo-Pasifik melalui hubungan antarwarga dan antar lembaga. Cherie magang di Mars Symbioscience Indonesia, yang saat ini menjalankan proyek restorasi terumbu karang terbesar di dunia.
Saat magang, Cherie mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki banyak ekosistem terumbu karang yang rusak, karena praktik penangkapan ikan yang membahayakan, seperti penangkapan ikan dengan sianida dan penangkapan ikan secara sembarangan.
Penangkapan ikan menggunakan sianida dilakukan nelayan dengan menyuntikkan sianida kedalam karang untuk menjebak ikan, sehingga lebih mudah mengumpulkannya untuk dibawa ke pasar.

Praktik ini memiliki konsekuensi berbahaya karena habitat ikan bisa teracuni yang menyebabkan ikan mati dalam waktu satu bulan berikutnya dan orang yang membelinya juga akan terkena racun.
“Lingkungan merugi, konsumen merugi, metode ini tidak menjadikan industri yang berkelanjutan,” kata Cherie, dilansir detikcom, Kamis (18/5/2017).
Selain bekerja untuk memulihkan terumbu karang, Mars Symbioscience juga bekerja dengan masyarakat yang mengandalkan sektor perikanan. Cherie juga terlibat dalam penelitian sosial, mensurvei masyarakat setempat bekerjasama dengan LSM dan universitas untuk membangun profil komunitas.
Perusahaan tersebut juga membantu masyarakat menemukan mata pencaharian alternatif, sehingga merupakan pendekatan holistik dan menyeluruh untuk mengatasi masalah degradasi terumbu karang.Cherie mengatakan pengalaman luar biasanya adalah saat memahami bagaimana cara menangani seseorang sesuai status sosial mereka dan menavigasi sistem transportasi di negara berkembang.
Pengalamannya di Indonesia telah mempengaruhi pendekatannya soal menjadi seorang ilmuwan.”Mengubah cara saya melihat sains, memandang sains, dan saya sangat bersyukur,” ungkap Cherie, dilansir detikcom, Kamis (18/5/2017). (meu)