Yogyakarta,MENTARI.NEWS – Melinda Gates, istri orang terkaya dunia Bill Gates, rupanya masih terkenang akan kunjungannya ke Indonesia beberapa bulan lalu. Di akun Facebook resminya, Melinda masih sering menyinggung tentang Indonesia. Banyak sosok yang rupanya sangat menginspirasi baginya, seperti sosok Ati Pujiastuti, bidan desa di suatu wilayah Provinsi Yogyakarta.
Melinda pada bulan Maret lalu mengunjungi Yogyakarta dan Jakarta. Ia tertarik dengan teknologi anti penyakit demam berdarah yang dikembangkan UGM serta program keluarga berencana.
Sejak kunjungannya itu, Melinda beberapa kali memposting kolom soal kunjungan itu di akun Facebook resminya. Postingan terbarunya kali ini mengenai sosok bidan bernama Ati Pujiastuti, yang ia kagumi.
Baru saja ia memajang fotonya dengan seorang pekerja kesehatan bernama Ati. Ati dengan ikhlas berkarya di pedesaan terpencil.
“Ini adalah Ati, seorang pekerja kesehatan di garis depan yang aku temui di Indonesia. Dia berani melalui tebing curam, sungai dan jalanan pegunungan karena keyakinannya, bahwa tidak ada tempat di bumi ini yang terlalu miskin, terlalu terpencil atau terlalu berbahaya untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang berkualitas,” begitulah kurang lebih Melinda menceritakan sosok Ati, di kolom akun Facebooknya menggunakan bahasa Inggris.
Tak dijelaskan di desa mana Ati mengabdi, tapi tampaknya cukup terpencil. “Ketika pertama tiba di situ, ada wabah malaria, tidak ada perawatan kesehatan dan mereka tak percaya dengan orang luar. Tapi ketika dia meninggalkan desa itu bertahun kemudian, dia memenangkan hati warga di sana. Dia menangis ketika menceritakan perpisahan dari desa itu,” lanjut Melinda.

Melinda pun mengagumi sosok Ati, yang rela mengabdi di pedesaan semacam itu. Sehingga kesehatan warganya bisa lebih baik.Sosok bidan seperti Ati inilah yang turut membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Melinda memaparkan kalau sekitar 81% anak Indonesia sekarang divaksinasi dan membuat hidup mereka lebih baik.
Sedangkan di bidang keluarga berencana, angka wanita di Indonesia yang mengikutinya melonjak dari 1 banding 10 di tahun 1950 menjadi 1 banding 2 pada saat ini. Walaupun demikian, masih ada jutaan wanita yang kekurangan akses atau informasi mengenai kontrasepsi.
“Ati, seperti biasanya, bertekad menjadi bagian dari solusi. Saat ini, dia menjalankan klinik kecil di dekat kota Yogyakarta di mana dia menyediakan perawatan sebelum kelahiran, menangani kelahiran, vaksinasi, dan konseling tentang pilihan kontrasepsi. Dunia ini berhutang pada pekerja kesehatan di garis depan ini, namun cerita mereka sering tidak terungkap. Ketika kita berefleksi tentang kemajuan umat manusia, marilah juga megingat bahwa kemajuan ini dimulai dengan wanita seperti Ati, di mana aksi beraninya setiap hari secara diam-diam mengubah dunia,” pungkas Melinda. (meu/pjk)