Solo, MENTARI.NEWS – Tidak semua cabang olahraga mengizinkan pemainnya mengenakan jilbab dengan alasan keamanan. Begitu pula untuk olahraga basket, masih sulit untuk wanita berhijab bisa bertanding dalam kompetisi resmi secara internasional.
Mereka terbentur dengan peraturan pasal 4.4.2 dari Federasi Bola Basket Internasional atau FIBA yang menyebutkan bahwa pemain tidak boleh menggunakan peralatan yang dapat menyebabkan lawannya cedera seperti aksesori, perhiasan, serta penutup kepala termasuk jilbab. Oleh karena itu, wanita berhijab yang piawai dalam olahraga ini masih tidak bisa menunjukkan potensinya hanya karena larangan tersebut.
Bahkan di Iran, semua wanitanya mengenakan jilbab termasuk saat berolahraga. Mereka pun menyiapkan seragam basket yang dilengkapi jilbab.Selama ini wanita Iran hanya bertanding dalam skala nasional. Mereka tidak bisa menghadiri turnamen basket internasional karena seragamnya menggunakan penutup kepala.
The Islamic Republic of Iran Basketball Federation (IRIBF) berusaha membuka jalan agar atlet basket wanita di negaranya bisa berpartisipasi dalam kompetisi resmi secara internasional. Pihak IRIBF mengajukan usulan seragam basket yang mungkin dikenakan oleh atlet muslim untuk menghadiri pertandingan resmi ke badan basket internasional FIBA.
Banyak atlet berhijab juga berusaha memperjuangkan hak mereka untuk tetap bermain dengan jilbab. Bahkan sampai ada yang membuat petisi agar FIBA mengubah peraturannya.
Dan perjuangan para atlet berhijab ini tidak sia-sia. Pasalnya, pernyataan terbaru pihakFIBA mengatakan bahwa proposal terkait peraturan baru yang memungkinkan wanita muslim mengenakan jilbab saat bertanding telah disetujui.

“Dewan Pusat telah menyetujui proposal yang diajukan Technical Commission untuk peraturan baru yang memungkinkan penutup kepala dipakai oleh pemain. Aturan baru itu sedang dikembangkan untuk mempertimbangkan minimal risiko cedera dan menjaga konsistensi warna seragam,” ujar pihak FIBA dalam pernyataan resminya,dilansir dari Buzz Feed, Kamis (4/5/2017).
Melihat semakin banyak wanita berhijab yang ingin menjadi atlet basket, FIBA terus mendalami terkait perizinan penggunaan penutup kepala dengan alasan religius. IBA mulai mempertimbangkan untuk mengizinkan atlet berhijab sejak dua setengah tahun lalu.
Bahkan petisi di Change.org juga telah ditandatangani oleh 132.444 orang, mereka meminta agar FIBA mengizinkan wanita berhijab ikut bertanding. Setelah diputuskan untuk mengubah peraturan terkait penggunaan penutup kepala, FIBA mengatakan rencananya peraturan baru ini mulai berlaku di Oktober 2017.
Mendengar hal ini, para atlet basket berhijab merasa senang. Asma Elbadawi, atlet basket erhijab yang berbasis di Bradford in West Yorkshire, mengatakan bahwa ini adalah kabar bagus dan memberikan peluang besar untuk wanita muslim tetap berkarier sesuai passion mereka.
Asma pun berterima kasih kepada seluruh dukungan yang diberikan kepadanya dan teman-teman. Dukungan dari ragam organisasi serta media diakui membantu terwujudnya harapan mereka. Sementara pemain basket berhijab lainnya bernama Kike Rafiu berasal Nigeria mengaku juga sangat senang. Setelah sama-sama berjuang akhirnya harapan mereka terwujud.
“Kami sangat senang karena waktu, usaha, dan kerja keras, serta komitmen kita untuk mencabut larangan ini telah membuahkan hasik. Dan untuk para generasi muda, jilbab sekarang bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan justru bagaimana cara mereka bermain bola basket sekarang yang perlu difokuskan,” kata Kike, dilansir dari detikcom, Kamis (4/5/2017). (meu/pjk)