Salatiga, MENTARI.NEWS-Meskipun perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) memiliki kinerja yang signifikan. Tapi tetap saja sejumlah KSPPS BTM yang mengalami kegagalan manajemen.
Ketua Pusat KSPPS BTM Akhmad Sakhowi, mengatakan kegagalan manajemen tersebut tidal lepas dari kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada yang juga mempengaruhi maju mundurnya BTM selama ini.
Dengan demikian, penguatan SDM BTM menjadi tantangan usaha microfinance di masa depan. Tantangan itu bisa dijawab dengan pelatihan-pelatihan pengelola BTM secara tematik yang disesuaikan dengan kebutuhan SDM.
“Tiap tahun akan kami lakukan secara terencana (pelatihan SDM BTM),” kata Akhmad, saat acara pelatihan BTM di Salatiga, Jawa Tengah, seperti dilansir Menara62.com, Sabtu (6/5/2017).
BTM juga harus berhadapan dengan tantangan bisnis microfinance yang sangat berat terkait kebijakan single digit, penurunan suku bunga perbankan, dll.

Sehingga pengelola BTM harus efektif dan efisien dalam mengelola manajemen BTM dengan menaati SOP dan sistem operasional.
Mengembangkan microfinance syariah sangat unik dibandingkan lembaga keuangan lainnya. Apalagi banyak nasabah atau anggota yang bankable namun belum visiable. Disinilah SDI dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mengembangkan microfinance.
Jika tidak memiliki inovatif dalam menciptakan terobosan terobosan baru, Sakhowi, menyakini BTM akan mengalami kelambatan pengembangan. “Ini sudah banyak terjadi dimana mana,” ungkapnya.(ay/pjk)