Jakarta, MENTARI.NEWS – Togu Pananandaditya Siregar, Owner PT JPW Indonesia, salah satu perusahaan supplier dan eksportir kopi, mengatakan kopi luwak elama puluhan tahun tetap menjadi komoditas kopi termahal dari Indonesia.
Kopi yang sebelumnya jadi minuman pekerja perkebunan era Hindia Belanda dan dari bahan kotoran luwak ini dibanderol dengan harga hingga Rp 1,7 juta per kg.
“Paling mahal tetap luwak. Tapi bukan sembarang luwak, hanya kopi dari luak liar, kalau di JPW pasarannya Rp 1,7 juta,” jelas Togu, dilansir dari detikFinance, Rabu (5/7/2017).
Togu menjelaskan, mahalnya kopi luwak liar lantaran proses fermentasinya yang lebih baik ketimbang luwak yang dipelihara di kandang.
“Luwak liar dia makan apa saja, buah-buahan, ayam liar, kelinci liar dimakan. Sehingga ini mempengaruhi ke proses fermentasi yang terjadi. Proses fermentasinya di perut luwak juga lebih lama, jadi aroma luwak liar itu sangat bagus. Semua protein masuk perutnya. Luwak liar juga hanya makan biji kopi yang sudah tua,” ujar Togu.
Berbeda dengan luwak yang dipelihara di kandang yang pemilihan pakan dilakukan oleh pembudidaya. “Ditangkar di kadang sama petani dikasih makan yang tidak terlalu beragam, dan diberi makan saat lapar,” kata dia.
Biji kopi lainnya yang tergolong cukup mahal yakni biji lanang (peaberry). Menurut Togu, biji kopi ini mengalami anomali atau kelainan sehingga hanya berbiji tunggal, bukan dua biji sebagaimana biji kopi umumnya.
“Kalau satu biji itu gizi dari pohon kopi itu terkonsentrasi ke satu biji kopi. Jadi hasilnya lebih bagus, tapi ini jarang, biasanya ini setelah dipilih manual satu-satu dari sekian banyak biji kopi yang dipanen. Harganya di atas Rp 1 juta per kg,” jelas Togu. (meu/pjk)