Reporter: Rani Setianingrum
MENTARI.NEWS, SUKOHARJO – Menjadi muslim yang sholeh saja ternyata tidaklah cukup. Seorang muslim yang sholeh tentunya juga harus memiliki sikap muslih.
Muslih merupakan sikap yang memperlihatkan peran aktif dalam menjaga lingkungan dimana dia tinggal sehingga kebaikan yang dilakukan tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga orang lain.
Dosen Magister Psikologi Pascasarjana UMS yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III, UMS, Taufik Kasturi, M.Si., Ph.D memberi ulasan mengenai muslim yang sholeh dan muslih.
Apa definisi dari sholeh dan muslih?
Orang yang sholeh itu melakukan kebaikan hanya untuk diri sendiri. Sedangkan orang yang muslih melakukan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain. Perbedaan keduanya adalah kalau orang sholeh akan dicintai oleh orang lain sedangkan muslih akan dimusuhi orang lain.
Contohnya seperti apa?
Nabi Muhammad SAW sebelum menjadi rasul sangat dicintai kaumnya karena beliau merupakan orang yang sholeh, jujur, apa adanya, dan tidak menyakiti orang lain.
Tetapi ketika mulai mensyiarkan Islam, memperbaiki keadaan, menyebarkan kebaikan, beliau malah dimusuhi oleh kaumnya dengan dikatakan sebagai penyihir, penipu, dan gila. Mengapa demikian karena rasul menjadi orang yang muslih.
Maksudnya?
Jika ingin aman jadilah orang sholeh karena menjadi muslih itu berat. Tetapi derajat orang muslih itu lebih tinggi. Diceritakan dalam kisah bahwa Lukman Al Hakim memberi nasehat kepada anaknya untuk melakukan perbaikan, menjadi orang yang muslih. Ia juga berpesan agar si anak harus siap dimusuhi banyak orang.
“Wahai anakku tegakkanlah, dirikanlah sholat dan perintahkanlah orang berbuat makruf dan mencegah yang mungkar dan bersabarlah atas musibah yang akan menimpamu.”
Lalu pilihannya apakah menjadi orang sholeh atau muslih?
Sebagai muslim kita hendaknya tidak hanya sekedar sholeh tetapi harus memiliki sikap sebagai orang muslih. Sholeh itu baik tapi muslih jauh lebih baik.
Banyak ayat dalam Al Quran yang menyebutkan orang sholeh akan masuk surga. Namun demikian Allah S.W.T lebih mencintai orang muslih. Ahli ilmu berkata, “Orang muslih itu, satu orang muslih lebih dicintai oleh Allah S.W.T dari pada seribu orang sholeh.”
Jadi peringkat orang muslih ini tinggi sekali. Karena dengan adanya orang muslih, Allah menjaga umat Islam. Sedangkan orang sholeh hanya menjaga dirinya sendiri.
Dan Allah itu tidak akan memberi azab suatu negeri dengan hal-hal buruk karena didalamnya ada orang-orang muslih. Untuk itu jangan cukup menjadi orang sholeh, jadilah orang muslih.(*)