Reporter: Rani Setianingrum
MENTARI.NEWS, SOLO- Kanker serviks adalah momok bagi para perempuan. Menurut data Globocon 2018, kasus baru kanker serviks di Indonesia mencapai 32.469 jiwa.
Tingginya jumlah penderita kanker serviks ini terjadi karena kurangnya kesadaran perilaku (gaya hidup) masyarakat Indonesia serta minimnya pengetahuan mengenai penyakit kanker yang banyak diderita kaum hawa ini.
Lantas apa penyebab kanker serviks sendiri? Persoalan tersebut diseminarkan dalam talk show bertema Cegah dan Kenali Kanker Serviks di Hotel Sahid Raya Solo, Jum’at (12/5/2019).
Talk show yang bekerja sama dengan salah satu laboratorium kesehatan ternama di Kota Solo itu menghadirkan pembicara dokter lulusan universitas Muhammadiyah Surakarta, Rachmat Andi.
Rachmat mengungkapkan salah satu penyebab kanker serviks adalah gaya hidup seperti seks bebas, pola makan buruk yang saat ini didominasi junk food, serta merokok.
Lebih lanjut dokter muda lulusan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tersebut mengatakan, dari sekian banyak gaya hidup yang tidak sehat, seks bebas menjadi faktor utamanya.
“Dengan berganti-ganti pasangan akan menyebabkan seseorang rawan terkena virus Human Papillomavirus (HPV). Sedangkan faktor keturunan dan lain-lain hanya berpotensi 5%,” kata Rachmat.

Lebih lanjut dokter lulusan 2015 tersebut mengakatan, apabila seseorang sudah terinveksi virus HPV yang berpotensi kanker serviks, maka pengobatannya harus dilakukan papsmear dan suntik vaksin HPV.
“Bagi yang belum terkena sebaiknya diantisipasi dengan vaksin HPV. Vaksin ini bisa mulai didapat sejak seseorang berusia 9 tahun. Dan dilakukan dalam tiga kali tahapan,” kata dokter lulusan tahun 2015 itu.
Menurut Rachmad usia yang rental terkenal kanker serviks mulai dari 30-50 tahun. Namun begitu, tidak tertutup kemungkinan dapat menyerang wanita menopause.
Ia juga menegaskan jika seseorang sudah aktif secara seksual wajib melakukan papsmear. “Jika sudah sering muncul bercak darah perlu diwaspadai,” terang Rachmat. (*)